• cirrusskill0 posted an update 3 years, 4 months ago

    SariAgri – Selama ini agen penyerbuk yang banyak dikenal petani adalah lebah. Namun saat ini, petani Jepang memilih lalat untuk membanti penyerbukan tanaman sayur dan buah-buahan.

    Meski lalat memiliki konotasi negatif, namun terbukti bisa menjadi penyerbuk yang baik. Alasan petani Jepang mengandalkan lalat sebagai alternatif penyerbuk karena kinerja lebah yang dinilai terus menurun.

    Takao Arimura (76), petani mangga di Prefektur Kagoshima mengaku telah menggunakan lalat sebagai penyerbuk di kebunnya selama dua tahun terakhir. Sebelumnya Takao menggunakan lebah madu, namun dirinya merasa produksi buah justru memburuk karena kinerja lebah penyerbuk yang terus menurun.

    Dia kemudian belajar penyerbukan dengan menggunakan lalat yang digaungkan Japan Maggot, perusahaan ventura yang berpusat di Kota Okayama. Berita Pertanian Terbaru Perusahaan ini didirikan Fakultas Kedokteran Universitas Okayama.

    Berita Pertanian Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi Tren Tanaman Hias Janda Bolong Diprediksi Tak Akan Lama

    Lalat penyerbukan yang digunakan adalah sejenis spesies lalat botol berwarna hijau dan ditemukan secara luas di Jepang. Perusahaan membiarkan lalat bertelur di dalam perangkat tertutup dan membesarkannya hingga menjadi kepompong sebelum dikirim.

    Perkebunan membeli lalat masih berupa kepompong. Selanjutnya petani membiarkan lalat keluar dari kepompongnya di dalam rumah kaca tempat tanaman yang akan dilakukan penyerbukan.

    “Lalat itu sehat karena kami menyimpannya di lingkungan yang bersih dan melakukan tindakan pengamanan menyeluruh,” kata Presiden Japan Maggot, Takuya Sato seperti dikutip The Mainichi.

    Dia menyebutkan, 1000 lalat penyerbuk dijual dengan harga 2.200 yen atau sekitar 20 dolar AS. Saat ini lebih dari 500 perkebunan telah membeli lalat itu.

    Menurut Sato, keuntungan menggunakan lalat yaitu dapat bekerja pada rentang suhu lebih luas. Lebah madu akan bekerja dengan baik pada suhu 15-25 C. Sedangkan lalat penyerbuk dapat bekerja dengan baik pada suhu 10-35 C sehingga memudahkan petani dalam mengelola tanamannya. Kelebihan lalat penyerbuk lainnya tidak menyakiti bunga karena tubuhnya lebih ringan dan tidak menyengat pekerja kebun.

    Sedangkan kekurangan lalat sebagai penyerbuk adalah umur hidup lalat lebih pendek dibanding lebah, yaitu kuranng dari 2 pekan sehingga perlu mengisi kembali lalat di kebun setiap 10 hari sekali. Selain itu, lalat penyerbuk cenderung memilih aroma dan bentuk bunga tanaman sehingga tidak cocok untuk beberapa tanaman seperti melon.

    “Lalat untuk penyerbukan itu sehat dan tahan terhadap penyakit. Baru-baru ini beberapa perkebunan stroberi untuk agrowisata secara proaktif menggunakan lalat. Saya harap lalat bisa digunakan lebih banyak,” kata Yuichi Yoshida ilmuwan tanaman sayuran di Universitas Okayama.

    Berita Pertanian Indonesia Video terkait: