-
cicadajapan7 posted an update 3 years, 4 months ago
SariAgri – Puncak perayaan tradisi ritual Seba Badui digelar pada Jumat (21/5). Berita Pertanian Tradisi ritual masyarakat adat Badui di Kabupaten Lebak, Banten ini biasa digelar setiap tahunnya yang bertujuan untuk menunjukan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah.
Berita Pertanian Indonesia Biasanya, tradisi ritual Seba Badui ini digelar dengan cara jalan bersama yang dilakukan oleh ribuan masyarakat Badui Luar dan Badui Dalam dengan menggunakan pakaian khas Badui, yakni pakaian hitam dan ikat kepala biru atau putih.
Mereka berjalan sambil membawa hasil bumi seperti padi, gula aren, pisang, sayuran, dan palawija. Namun, dalam perayaan Seba Badui tahun ini akan digelar dengan cara yang berbeda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin mengatakan Seba Badui kali ini digelar secara tertutup dan jumlah peserta terbatas serta penerapan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
"Karena Intruksi Gubernur dan juga surat edaran dari Bupati Lebak untuk meminimalisir penekanan Covid-19, maka pelaksanaan akan dilakukan secara tertutup dan terbatas," kata Imam.
Kepastian digelarnya Seba Badui ini didapatkan setelah dilakukannya rapat koordinasi antara Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya dan unsur pimpinan daerah lainnya.
Kegiatan tradisi Seba Badui kali ini hanya diikuti tidak lebih 20 orang dan seserahan hasil bumi masyarakat suku Badui dilakukan di Pendopo Bupati Lebak.
Kegiatan Seba Badui kali ini direncakan hanya dilaksanakan hanya dua hari atau lebih cepat satu hari dibandingkan permintaan masyarakat suku Badui.
Bagi warga yang ingin melihat gelaran Seba Badui hari ini, bisa dilihat melalui Live Instagram milik Disbudpar Kabupaten Lebak @disbudparlebak.
Acara ini dimulai pukul 16.00 WIB. Dalam gelaran kali ini, Seba Badui mengambil tema Ngaguar Peperenian Ki Sunda.
Ada pun narasumbernya yakni Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, serta budayawan Sunda Budi Dalton dan Uday Suhada.
Sebagai informasi, Upacara Seba Badui adalah tradisi Suku Badui dalam mengungkapkan sikap penghormatan kepada pimpinan Pemerintah Kabupaten Lebak, juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang didapat selama satu tahun.
Rombongan Seba Badui terdiri dari jumlah yang sangat besar, baik meliputi Suku Badui Dalam maupun Suku Badui Luar.
Prosesi Seba dimulai dengan berjalan kaki dari Desa Kanekes ke Pendopo Kabupaten Lebak dengan membawa hasil bumi seperti padi, pisang, buah-buahan, dan lain-lain untuk diserahkan kepada Bupati Lebak.
Di event Seba Badui ini juga digelar acara lain seperti Pameran Produk Unggulan, Pentas Kesenian Khas Badui, Hiburan Wayang Golek, Festival Kuliner, Pameran Seni Budaya dan sebagainya, dalam rangka memeriahkan juga menghibur masyarakat Badui dan wisatawan yang datang berkunjung.
Berita Pertanian Indonesia Urang Kanekes atau sebutan lain untuk masyarakat adat Badui memiliki hukum adat berbunyi, "Gunung Tak Diperkenankan Dilebur, Lembah Tak Diperkenankan Dirusak, Larangan Tak Boleh Diubah, Panjang Tak Boleh Dipotong, Pendek Tak Boleh Disambung, Yang Bukan Ditolak Yang Jangan Harus Dilarang, dan Yang Benar Haruslah Dibenarkan."
Untuk diketahui, gelaran Seba Badui ini juga mendapatkan penghargaan pada Ajang Anugerah Pesona Indonesia sebagai Festival Pariwisata Terpopuler Ke-Dua.
Dalam akun Instagram Disbudpar Lebak, Anugerah Pesona Indonesia (API) merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam upaya membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Indonesia.
Video terkait: