-
dayclaus66 posted an update 3 years, 4 months ago
SariAgri – Ekspor produk kayu lapis asal Banten pada Januari-29 Mei 2021 mencapai 9072,16 meter kubik dengan nilai ekonomi Rp55,3 miliar. Berdasarkan data perkarantinaan IQFAST. angka itu lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2020, yaitu 5861,11 meter kubik senilai Rp31,7 miliar.
Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusnila Dewi optimistis ekspor komoditas kayu lapis akan terus meningkat hingga akhir tahun 2021. Negara tujuan ekspor kayu lapis asal Banten di antaranya adalah Amerika Serikat, Cina dan Thailand.
Sementara itu, Sub Koordinator Karantina Tumbuhan Karantina Pertanina Cilegon, Heppy Diati mengatakan pihaknya akan membantu kelancaran ekspor kayu lapis sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan menjalankan amanat Undang Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
"Kami melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) serta memastikan jaminan mutu produk yang dilakukan dalam serangkaian tindakan karantina tumbuhan,” katanya dikutip Sariagri.id dari Badan Karantina Pertanian (Barantan), Selasa (1/6/2021).
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Dekopin Gandeng Pemkab Purwakarta Luncurkan Pasar Dombret Masih Jadi Usaha Sampingan, Hari Susu Nusantara Momentum Genjot Produksi
“Satu diantaranya target OPT pada produk kayu lapis ini adalah kumbang powderpost beetle atau kumbang bubuk kayu merupakan kelompok pengebor yang berasal dari family Lyctidae, subfamily Lyctinae.
Berita Pertanian Terkini Sesuai dengan namanya, kelompok ini memiliki kebiasaan mengebor substrat kayu yang bisa menyebabkan kerugian besar, baik skala domestik maupun industri professional,” terangnya.Untuk diketahui, kayu lapis atau lebih dikenal dengan triplek, pertama kali dikembangkan bangsa Mesir sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu, bangsa Mesir telah mampu membuat bahan dasar kayu lapis yaitu vinir/veneer untuk menghiasi perabotan rumah tangga. Selanjutnya teknologi pemotong vinir dikembangkan bangsa Yunani dan Romawi kuno.
Video terkait: