-
partflute3 posted an update 3 years, 4 months ago
SariAgri – Berbagai cara dilakukan Israel untuk mengekang Palestina. Salah satunya dengan menggunakan herbisida.
Herbisida merupakan material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas gulma pengganggu tanaman utama yang menyebabkan penurunan hasil pertanian. Tapi, oleh Israel, herbisida disemprotkan ke lahan pertanian aktif di Jalur Gaza. Israel menyebut penyemprotan itu atas nama keamanan.
Teknik keji itu dilakukan Israel sejak 2014. Dilaporkan Haaretz, foto-foto kendaraan lapis baja Israel menghancurkan tanaman petani di sisi pagar pembatas.
Secara resmi, penyemprotan hanya dilakukan di sisi pagar Israel, tetapi seperti yang telah disaksikan oleh petani Palestina, bersama dengan Palang Merah, kerusakan yang diakibatkannya dapat dilihat jauh di dalam wilayah Palestina.
"Penyemprotan udara hanya dilakukan di atas wilayah Negara Israel, di sepanjang rintangan keamanan di perbatasan Jalur Gaza," kata Kementerian Pertahanan kepada Haaretz, 2018 silam.
"Itu dilakukan oleh perusahaan penyemprot yang disetujui secara hukum, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perlindungan Tanaman, 5716-1956 dan peraturan di bawahnya, dan identik dengan penyemprotan udara yang dilakukan di seluruh Negara Israel."
Juru Bicara Israel Defence Forces (IDF) mengatakan, “Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan bahan standar yang digunakan di Israel dan di negara lain, yang menyebabkan vegetasi yang ada menjadi layu dan mencegah pertumbuhan gulma. Penyemprotan dilakukan di dekat pagar dan tidak sampai ke Jalur Gaza. ”
Namun, bahan standar yang digunakan di Israel dimaksudkan untuk membantu para petani menanam tanaman komersial mereka. Di Gaza, bahan itu merusak tanaman.
M., 67, seorang penduduk lingkungan Shujaiyeh di Kota Gaza, mewarisi sekitar 15 hektare tanah di timur kota. Dia menyewakan sebagian besar lahannya ke 30 petani.
Pada Februari dan awal Maret 2018, dia memperhatikan lahannya, dia mendapat kesan bahwa mereka menyemprot di dalam wilayah Gaza. Itu juga yang dipikirkan H, petani lain dari Shujaiyeh, saat melihat pesawat semprot di awal Januari.
Kerusakan yang terjadi pada tanaman kedua petani Shujaiyeh segera setelah penyemprotan yang mereka saksikan sangat nyata. M memperkirakan bahwa dia menderita kerugian sebesar 7.000 dolar AS, setara Rp100 juta pada 2018. Sementara H. menyatakan kerugiannya sebesar 10.000 dolar AS, setara Rp143 juta.
Keduanya berharap mendapat kompensasi dari Kementerian Pertanian Palestina, yang perwakilannya datang untuk menilai kerusakan, tetapi mereka tidak mendapat apa-apa. Dua petani itu mengatakan bahwa mereka juga mengalami kerusakan akibat penyemprotan pada 2015 dan 2017.
Berita Pertanian Palang Merah Internasional menyebut kerusakan menyebabkan hilangnya pendapatan langsung.
Herbisida utama yang digunakan untuk penyemprotan di dekat Jalur Gaza adalah glifosat. Meskipun ini adalah herbisida yang paling banyak digunakan di dunia, termasuk di Israel, herbisida ini mungkin memiliki efek buruk jangka panjang pada kesehatan.
Pada 2015, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker mengklasifikasikan glifosat sebagai berpotensi karsinogenik. Namun, kurang dari setahun yang lalu, Komisi Eropa memutuskan bahwa tidak ada dasar ilmiah atau hukum untuk melarang penggunaannya, dan keputusannya pada awal tahun 2017 untuk terus menggunakannya selama lima tahun dapat dibenarkan. Namun, banyak pakar lingkungan Eropa yang mengkritik keputusan ini.
Saat ini, Prancis menjadi salah satu negara yang mulai mengurangi penggunaan glisofat.
Video terkait: